INSPIRASI PAGI: Bhebien, Bawean, Boyan

ADA sebuah kelompok etnis unik yang berasal sebuah pulau di utara Jawa Timur. Sejak awal abad 18 mereka sudah bermigrasi ke semenanjung Malaya (kini Malaysia dan Singapura), dan Kepulauan Riau.

Mereka adalah orang (pulau) Bawean. Kata “Bawean” disematkan oleh tentara laut Majapahit, artinya, “ada sinar matahari”.  Saudagar Arab menyebutnya “Pulau Majdi” bermakna uang logam. Bahkan legenda menyebut, Aji Saka pernah singgah di pulau ini yang disebutnya “Pulau Majeti” (Zulfa Usman: Kisah-kisah Pulau Puteri).

Nama “Bawean” kemudian dilafazkan oleh lidah penduduk setempat dengan “Bhebien”. Namun di semenanjung tempat mereka bermigrasi, termasuk Singapura, mereka disebut sebagai “orang Boyan”, otomatis nama perkampungannya adalah “Kampung Boyan”.

National Library Board Singapore menyebut, “Boyan” adalah istilah keliru yang berasal dari kesalahan pengucapan “Bawean” oleh penjajah Eropa. Nama  “Boyanese” sebagai salah satu etnis, juga tercatat pada sensus Singapura tahun 1849 (Jacob Vredenbregt: “Bawean migrations’: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 120 (1964).

Mengapa sebuah daerah bisa memiliki banyak nama? Ini adalah faktor eksonim (penyebutan nama satu tempat oleh orang-orang luar), dan endonim (penyebutan nama satu tempat oleh orang dalam/penduduk/native).

Eksonim dan endonim ini terjadi karena faktor akar sejarah masyarakat, perbedaan ejaan dan pelafalan, serta penerjemahan sebagian atau seluruhnya dari nama asli.

Maka fenomena semacam ini lazim terjadi di seluruh dunia. Misal Orang-orang Jepang menyebut nama negaranya sebagai Nippon atau Nihon, sementara orang-orang berbahasa Inggris, menyebut sebagai Japan, dan orang Melayu dan Indonesia menggunakan kata “Jepun” atau “Jepang”.

Yang paling “rumit” adalah Jerman. Secara resmi namanya Bundesrepublik Deutschland. Di dalam bahasa Inggris menjadi The Federal Republic of Germany (dari kata Germania yang disematkan orang Romawi), tapi orang Jepang, menyebut “Nishi Doitsu”. Sementara orang Spanyol dan Prancis menyebut Alemania dan Allemagne.

Melihat fakta ini, nampaknya Shakespeare harus berpikir ulang sebelum berkata “apalah arti sebuah nama?!”

Bagaimana menurut Anda? (ski)
_____
AGAMIS: Warga Batam asal Bawean dalam sebuah acara maulid Nabi belum lama ini.

BACA JUGA:  BPOM: Vaksin Sinovac Covid-19 Aman, MUI pun Resmi Keluarkan Fatwa Suci & Halal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *