INSPIRASI PAGI: Cerdas Hadapi Disrupsi

CERDAS: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menghadiri sebuah acara bersama Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, dan Sekretaris Daerah Kota Batam H Jefridin. Di era disrupsi ini, kepala-kepala daerah yang cerdas pun telah menjelajahi gelombang ketiga internet melalui smart city, biochips, dan internet of things
DI MASA jayanya telepon seluler (ponsel) Nokia pernah dijuluki “ponsel sejut umat”, bahkan saking memasyarakatnya, perusahaan asal Finlandia ini pernah mengklaim Indonesia sebagai negeri Nokia.
Namun kini, di mana raksasa itu berada? “Kami tidak melakukan kesalahan apa pun, tiba-tiba kami kalah dan punah,” kata Stephen Elop, CEO Nokia Corporation yang mengundurkan diri pada 3 September 2013 lalu.
Hal ini juga dihadapi Blue Bird, yang digempur mobil-mobil yang tak terlihat bermerek taksi, tak berpelat nomor kuning, dan tak tampak beroperasi sebagai taksi.
Fakta-fakta ini adalah contoh besar, dari sekian banyak profesi dan perusahaan yang ambruk bahkan punah akibat disrupsi, suatu revolusi kini mengadang jutaan pembangun merek dan pemilik reputasi yang dulu tak tergoyahkan.
Hal ini juga mengubah mindset para kepala daerah yang dituntut cerdas menjelajahi gelombang ketiga internet melalui smart city, biochips, dan internet of things.
“Tahu-tahu revolusi ini sudah besar dan mengoreksi kesejahteraan kita,” kata Rhenald Kasali, di bukunya berjudul “Disruption: Tak Ada yang Tak Bisa Diubah Sebelum Dihadapi, Motivasi Saja Tidak Cukup”.
Inilah era di mana kita akan menjadi saksi perubahan. Dari hal-hal kecil yang mengubah kebiasaan sampai revolusi besar yang diam-diam mematikan suatu peradaban.
Suatu peradaban baru yang menuntut manusia mengubah pola pikirnya, a disruptive mindset. Yang tak hanya harus sedia setiap saat, realtime, on- demand, dan terbuka.
Suatu peradaban yang dibentuk oleh Hukum Moore, yang mengubah kecepatan menjadi eksponensial, yang berhadapan dengan pribadi-pribadi yang masih berpikir secara linear.
Kita tak mungkin menapak ke masa depan yang sungguh-sungguh berbeda dengan kebiasaan-kebiasaan yang tak lagi relevan.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
Baca Juga: INSPIRASI PAGI: Yang Teristimewa