INSPIRASI PAGI: Kerja Bukan Sekadar Kata

KERJA NYATA: Wali Kota Batam/Kepala Badan Pengusahaan Batam H Muhammad Rudi (HMR), mempresentasikan hasil karya dan bukti pembangunannya di Kota Batam. Orang besar memang seharusnya membicarakan karya, dan ada buktinya.
DUT BADUT badut badut badut badut badut
Zaman sekarang
Mong omong omong omong
Omong omong omong omong
Sembarang
Di televisi
Di koran koran
Di dalam radio
Di atas mimbar
Demikian syair pembuka lagu Badut, yang diciptakan Iwan Fals, dalam album yang berjudul Swami I yang dirilis pada tahun 1989.
Ini adalah sebuah sindiran kepada semua yang cuma mau eksis, viral dan up date status. Menjadi aktor simulacra-realitas semu-nya Jean Baudrillard. Sayangnya tahun 1989 belum ada media sosial. Jika sudah ada media sosial, mungkin liriknya:
Di televisi
Di koran koran
Di dalam radio
Di atas mimbar
(ditambah)
Di media sosial
Era media sosial ini memang era per-kicauan, mungkin inilah yang melandasi Jack Dorsey, menamakan situs media sosialnya yang diluncurkan pada bulan Juli 2006 dengan “Twitter” (kicau). Namun sejak Juli 2023 berganti “X”, usai dibeli Elon Musk.
Hal yang sama juga sudah diramalkan Iwan Fals lewat lagu “Nak II” di album 1910 (diucapkan: sembilan belas-sepuluh), yang dirilis pada tahun 1988. Bunyinya:
Latihlah bibirmu
Agar pandai berkicau
Sebab mereka sangat
Butuh kicau yang merdu
Entah siapa yang dia maksud dengan “mereka” di lirik itu. Mungkin kita? Ya, kita yang suka terlena dengan kicauan indah, sehingga tak bisa lagi membedakan mana hoax dan fakta?
Atau kita yang suka manggut-manggut mendengar orang yang pandai menata kata, meski tak mampu bekerja?
Semoga lirik-lirik dari lagu ini membuka mata kita. Khususnya dalam memilih pemimpin dan menilai kepemimpinannya.
Ingat, saat ini kita butuh pemimpin yang mampu bekerja dan ada buktinya, bukan mencari story teller.
Bagaimana menurut Anda? (ski)