INSPIRASI PAGI: Memimpin dengan Cinta

DICINTAI: Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menerima peluk & cium dari para tokoh agama se-Kota Batam, di Masjid Agung Raja Hamidah Batam, Batamcentre, Jumat (13/12/2024).

MENURUT Prof DR H Imam Suprayogo, tokoh pendidikan Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Malik Ibrahim Malang, pemimpin itu bagaikan pengasuh balita: berat dan penuh risiko.

Dalam konteks ini, ukuran pemimpin yang berhasil jika ia mampu menjadikan mereka yang diasuhnya –baik masyarakat dan daerah– semakin maju, berkembang, dan meraih prestasi.

Namun, mengasuh “balita” bukannya gampang. Sebab sekalipun sudah digendong, terkadang mereka tak memahami posisi. Masih ribut, menangis, dan menyakiti orang yang menggendongnya. Alih-alih bersyukur, malah mengencingi.

Betapapun beratnya tugas itu, pengasuh tidak boleh merasa jengkel, sakit hati, dendam. Jangan banyak nyinyir mengulang-ulang lagu lama, ibarat kaset kusut, apalagi sampai membalas. Tetaplah mencintai, sabar dan ikhlas, juga cerdas dan cerdik. .

Karena, jika kelak anak asuhnya tumbuh dewasa –dalam arti kepemimpinannya dirasakan memuaskan– maka mereka akan sadar dan menjadi semakin baik.

Tapi jika memang tidak mau menanggung risiko itu semua, maka janganlah bercita-cita menjadi pemimpin.

Kata Kahlil Gibran, “Dan, jika kau tidak bisa bekerja dengan cinta, tetapi hanya dengan kebencian, lebih baik kau tinggalkan saja kerjamu dan duduk di gerbang rumah suci, dan menerima sedekah dari mereka yang bekerja dengan gembira.”

Bagaimana menurut Anda? (ski)

BACA JUGA:  HMR Ingin Ada Perubahan Revolusioner pada Jalan Raya di Kota Batam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *