FOTO ILUSTRASI: Wali Kota Batam H Amsakar Achmad, saat berbicara di depan publik. Doktor Ilmu Pemerintahan ini juga dikenal sebagai pejabat yang tenang, sulit terprovokasi narasi negatif.
FILSUF yang juga ahli strategi militer China kuno, Sun Tzu, menjelaskan bahwa pikiran terkuat adalah yang tidak bisa diprovokasi. Maka, kendalikan reaksi karena para manipulator mencari celah dari emosi kita.
Untuk itu, jadilah tak terbaca. Tersenyumlah saat marah. Berhentilah sejenak saat dirasa mulai terprovokasi. Sebab, saat kita mulai menunjukkan apa yang mengganggu, itu berarti mereka telah menang.
Contoh kekinian yang bisa kita pelajari dari filosofi ini, dengan melihat bagaimana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, menangkal sedangkan lawan: Tetap tenang, lalu memberikan jawaban telak berdasarkan data. Ulti elegan tanpa emosi, tapi kena sasaran.
Misal saat gaya komunikasinya dikritik dapat melemahkan soliditas pemerintahan, Purbaya menjawab enteng, tapi menohok “Stabilitas pemerintah amat baik di mata masyarakat, kecuali di mata orang itu ya…”
Karena dinilai gagah, indah dan memberi harapan dan semangat, sehingga banyak pernyataan pejabat yang kini digelar sebagai polisi yang mengguncang sistem lama tersebut, dikutip orang.
Berikut di antaranya:
“Kalau yang bersih dianggap ancaman, berarti kita sedang hidup di sistem yang kotor.”
“Kalau mereka takut kebenaran, berarti ada yang mereka sembunyikan.”
“Saya tdk perlu membela diri, karena ketika kebenaran muncul, fitnah akan mati dengan sendirinya.”
“Kalau hari ini rakyat sudah berani bicara, maka tugas saya hanya satu: memastikan suara itu tidak dibungkam!”
“Saya bukan malaikat, tapi saya tahu bedanya salah dan benar. Dan rakyat sudah bisa menilai sendiri siapa yang berjuang dan siapa yang bersembunyi.”
“Saya tidak ingin diingat karena berani, tapi saya tidak diam ketika semua orang memilih diam.”
Bagaimana menurut Anda? (ski)
