PEMEGANG KENDALI: Wali Kota Batam/Kepala Badan Pengusahaan Batam H Amsakar Achmad, memberi keputusan saat sidak terkait lahan di Batam, beberapa waktu lalu. Di bawah kendalinya, Batam bergegas menjadi pusat investasi dan pariwisata terdepan di Asia Tenggara.
PRESIDEN Prabowo Subianto ingin menjadikan Batam sebagai “Singapura”-nya Indonesia. Mampukah?
Selain letak geografisnya, Batam memiliki kekuatan besar oleh keragaman penduduknya yang tumbuh akibat urbanisasi. Jika energi orang-orang tangguh ini dikelola dengan baik, maka akan membuat Batam tak hanya menjadi kota hebat, jua dahsyat.
Ambil contoh, Seoul, ibu kota Korea Selatan. Perang Dunia II, lalu Perang Korea, yang berakhir pada 1953, mendatangkan lebih dari sejuta pengungsi ke kota yang rusak parah akibat bom itu. Mereka bertekad memperbaiki nasib.
Semua energi itu ditangkap, dan ditata dengan cerdas oleh Park Chung-Hee, Jendral Angkatan Darat yang mengambil alih kekuasaan dalam kudeta militer pada 1961. Urbanisasi dipahami sebagai ledakan ekonomi untuk membiayai pembangunan.
Saat memerintah, sang diktator (fakta yang mungkin dirasa tidak nyaman) menyalurkan modal asing ke perusahaan-perusahaan Korea, yang disebut sebagai “chaebol”. Proses yang menciptakan konglomerat seperti Samsung dan Hyundai!
Singkat kata, kehidupan semakin membaik bagi orang Korea, ledakan penduduk tak terbendung, kota-kota baru tumbuh hingga 90 persen. Kini Korea Selatan berubah dari salah satu negara termiskin di dunia, menjadi lebih kaya daripada beberapa negara di Eropa.
Pengalaman Korea Selatan ini tak mudah ditiru, tetapi membuktikan bahwa negara miskin dapat mengalami urbanisasi dengan sukses dan sangat cepat. Jika Seoul bisa, kenapa Batam tidak?!
Bagaimana menurut Anda? (ski)
