Sekretaris Daerah Kota Batam H Jefridin yang juga Ketua Harian Tim Pengendali Infalasi Daerah (TPID) Kota Batam, tak ingin lagi harga cabai di Batam di atas Rp100 ribu perkilogram.
“Sekarang harga cabai kita sudah Rp60 ribu perkilo,” jelasnya.
Tingginya harga cabai ini juga menjadi salah satu penyumbang inflasi di Kota Batam. Karena itu sekarang Walikota Batam H Muhammad Rudi, sedang menggiatkan swasembada cabai di Kota Batam dan sudah banyak menuai hasil.
Salah satunya di perkebunan Kelompok Tani Maju Madiri pimpinan Jajang, yang berada di Setokok, Kecamatan Bulang.
Minggu, (3/11/2019), Jefridin didampingi Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemko Batam Mardanis, berkunjung ke sini, dan ikut memanen cabai merah keriting.
“Cabai merupakan penyumbang terbesar inflasi Batam. Dengan hasil ini, maka akan meringankan beban inflasi,” jelas Jefridin yang didampingi istri, Hariyanti.
Luas lahan yang dikelola Kelompok Tani ini sektar setengah hektare. Selain cabai, juga ditanami komoditas lain, mulai sawi, kangkung, ubi, timun, kacang merah, bayam dan aneka sayuran lain
“Kebutuhan cabai merah di Batam 10 ton perhari, di perkebunan ini dan di tempat lain, total kita bisa hasilkan 2 ton perhari,” ujar mantan guru Bahasa Indonesia.
Jefridin optimistisis, jumlah produksi ini akan meningkat. Asumsi ini bukan tanpa alasan, sebab sebelumnya Batam juga pernah mengandalkan pasokan cabai hijau dari luar. Namun kini sudah tidak lagi. “Cabai hijau bisa kita cukupi,” tegasnya.
Berkaca dari hal inilah, sekali lagi, yang membuatnya optimistis Batam bakal mengurangi dari ketergantungan “impor” cabai merah dari daerah lain. “Karena sudah 20 persen kebutuhan cabai kita terpenuhi,” jelasnya. ***