News  

Ardi Miris, Tari Persembahan Pakai Kotak Tisu

*** Disbudpar Sosialisasikan Perda Pemajuan Kebudayaan Melayu ke Kecamatan

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam melakukan Sosialisasi Perda Nomor 1 Tahun 2018 Tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu, Kamis (5/9) di ruang rapat kantor Disbudpar.

Sosialisasi yang dipimpin Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Batam, Ardiwinata ini diikuti oleh Kasi Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) Kecamatan se Kota Batam.

Sosialisasi ini digelar untuk mempercepat proses pemajuan kebudayaan Melayu di Kota Batam. Ardi mengatakan sebagai aparatur pemerintah bertugas untuk menyampaikan ke masyarakat hal-hal apa saja yang masuk kedalam pemajuan kebudayaan Melayu.

“Perda ini wajib kita ketahui. Sebagai langkah awal, kita sudah membuat surat edaran. Setelah mengikuti sosialisasi ini diharapkan bapak ibu bisa langsung action karena payung hukum ini sudah ada sejak setahun lalu,” ujar Ardiwinata dalam sambutannya.

BACA JUGA:  Doakan Menang, Batam jadi Finalis Kota Cerdas

Hal yang menjadi perhatian, misalnya pada saat penampilan tari persembahan atau sekapur sirih. Ardi mengaku miris karena di suatu acara yang digunakan penari sebagai tempat sirih bukan tepak, melainkan kotak tisu.

“Setelah diamati ada rasa kecewa. Kita pemerintah harus hadir di tengah-tengah pelaku seni ini. Ini perlu kita terapkan betul. Kita sudah punya Perda Pemajuan Kebudayaan Melayu, bukannya maju malah mundur. Sebagai aparatur ini tugas kita, ayo kupas dan pelajari itu semua. Kelihatannya memang kecil tapi sangat berarti,” katanya memotivasi.

Ardi mengatakan, jajarannya siap untuk turun ke pelaku seni yang ada di Batam untuk memberikan informasi yang menyangkut tentang kebudayaan Melayu.

BACA JUGA:  Sebelum Ki Urip Mendalang, Jefridin Beri Penghargaan 12 Pilot Pesawat Tempur

Kabid Kebudayaan Disbudpar Kota Batam, M. Zen menambahkan bahwa Kasi PPM di Kecamatan selah satu corong yang bisa mengingatkan pelaku seni di wilayahnya.

Misalnya dengan mengecek pakaian penari yang akan tampil membawakan tarian persembahan. Selain pakaian, isi tepak juga hal utama yang harus menjadi perhatian.

“Isi tepak itu terdiri dari daun sirih, gambir, kapur sirih, pinang, minimal ini. Selain menggunakan tepak ada juga yang menyusun di dalam kuningan namun sudah sulit mendapatkannya.

Untuk pakaian penari sudah diatur oleh Lembaga Adat Melayu (LAM) Provinsi Kepri. Seluruh penari terdiri dari perempuan, memakai sanggul, ada penutup sanggulnya, ada bunga goyang, rantai papan, baju kebaya, kain samping dan menggunakan sarung,” katanya menjelaskan pakaian penari. ***
____________
Artikel dan Foto: Ardiwinata

BACA JUGA:  Indosiar Explore Kemasyhuran Kampung Tenun Besutan Marlin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *