IN2PIRASI PAGI: Berpikir Logis

TALK SHOW, seperti debat sebenarnya tak hanya menguji kapasitas intelektual pesertanya saja, tapi juga audiens atau pemirsanya. Dalam hal ini masyarakat secara umum.

Sebab, dalam masyarakat sendiri punya pola pikir berbeda dalam menangkap sebuah informasi. Sebagaimana dikupas Daniel Kahneman di bukunya, “Thinking Fast & Slow.

Pertama ada pola pikir cepat yang impuls shift lebih intuitif dan dipicu oleh emosi. Di sisi lain kita juga memiliki pola pikir lambat yang lebih analitis kritis dan logis.

Masalahnya, dalam menyerap informasi apalagi dalam debat, berpikir cepat lebih dominan dilakukan. Akibatnya, sering terjadi sesat logika atau logical fallacy, semacam appeal to popularity.

Ini terjadi ketika seseorang mempercayai suatu argumen hanya karena dikatakan oleh orang berpengaruh. Padahal, kan, saat ini banyak juga orang terkenal yang salah dalam memahami informasi.

Contoh yang paling dahsyat, saat debat calon Gubernur Kepulauan Riau, yang diikuti H Muhammad Rudi (HMR). Saat itu, lawan debat HMR, dengan percaya diri berkata bahwa PP 41 itu mengatur wilayah kerja khusus Batam.

Untungnya HMR mampu berpikir cepat. Tanpa ragu, ia meluruskan bahwa PP tersebut mengatur Batam, Bintan dan Karimun.

Dengan koreksi ini, informasi salah tersebut tak sampai menjadi bola salju missinformasi di tengah masyarakat. Ini bahaya! Apalagi jika audiensnya malas berpikir kritis.

Begitulah masalah dunia saat ini. Untuk itu kita perlu orang-orang cerdas yang tak ragu meluruskan, di saat orang-orang penuh percaya diri dengan kebodohannya.

Bagaimana menurut Anda? (ski)

BACA JUGA:  Ketentuan Kurban di Tengah Covid-19: Jaga Jarak, Kawal Kebersihan Petugas, & Alat Jagal

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *