21 September 2024

Kabar Baik dari Batam

Hulu ke Hilir, Jefridin Beberkan Kunci Pemko Batam Cegah Tengkes di Forum Intelektual

pemko batam cegah tengkes

TIBAN, KataBatam– Bukan H Jefridin namanya, jika tidak mampu menjelaskan masalah dengan rinci dan lengkap. Tentu saja, namanya juga Sekretaris Daerah Kota Batam!

Kali ini Jefridin menjelaskan tentang upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam dalam menurunkan angka stunting (tengkes), sejak dari hulu (remaja), calon pengantin (catin), ibu hamil, ibu pasca-persalinan, bayi dua tahun sampai balita.

“Stunting (tengkes) tak hanya mempengaruhi kualitas hidup individu, tetapi juga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan bangsa, paparnya di acara Future Ready Riau Island Summit 2023 di auditorium Institut Teknologi Batam, Tiban, Minggu (1/10/2023).

Mewakili Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Batam Hj Marlin Agustina, Jefridin mengajak semua pihak berkerja sama agar keluarga terhindar dari tengkes.

“Pemko Batam selalu memberikan edukasi dan peningkatan kesadaran di tingkat keluarga akan pentingnya gizi yang baik, pola asuh yang sehat, dan pentingnya stimulasi perkembangan anak,” ujar Jefridin di awal sambutannya.

Melalui forum intelektual ini, Jefridin menjelaskan bahwa angka tengkes di Kota Batam dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Pada tahun 2020 berjumlah 3.876 atau 7,21 %, di tahun 2021 berjumlah 3.367 atau 6,02 %, dan di tahun 2022 berada di angka 1.441 atau 2,42%. Kemudian di tahun 2023 kembali turun dan tersisa 1.207 atau 1,90 %.

Di antara program yang dilakukan oleh Pemko Batam bernama Bapak Asuh, yang terdiri dari perorangan dan perusahaan.

Dari kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat dalam program-program pencegahan yang sudah disiapkan oleh pemerintah inilah, angka tengkes di Kota Batam menurun.

“Hanya melalui kerja sama yang erat dan sinergi antara berbagai pihak, kita akan dapat mencapai hasil yang signifikan dalam upaya mencegah dan mengatasi stunting di Kota Batam,” papar suami Hariyanti ini.

Yang tidak kalah pentingnya, lanjut Jefridin, kerja sama lintas sektor. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta harus bekerjasama untuk menghadapi tantangan ini secara komprehensif.

Sekadar diketahui, tengkes adalah kondisi gagal tumbuh atau terhambat perkembangan pada anak usia di bawah lima tahun atau balita. Ini akibat kekurangan gizi dimulai dari 1000 HPK (hari pertama kehidupan).

Selain upaya pencegahan, aspek pengobatan dan perawatan bagi anak-anak yang telah mengalami stunting juga dilakukan oleh Pemko Batam. Tentunya dengan ketersediaan fasilitas kesehatan yang memadai dan tenaga medis yang terlatih.

Ini menjadi faktor penting dalam memberikan perawatan yang tepat dan memastikan pemulihan anak-anak yang terkena tengkes. (ski)

Baca Juga: Baznas Kota Batam Gelontorkan Bantuan, Cawe-cawe Atasi Tengkes dan Miskin Ekstrem

About The Author

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *