INSPIRASI JUMAT: Hadapi Cabaran Zaman
TAHUN berganti tahun, zaman berganti zaman. Menurut para ulama, sebagaimana disampaikan KH Ahmad Bahauddin Nur Salim (Gus Baha), apa pun rusaknya zaman, sebetulnya gesekan-gesekan di alam nyata ini mirip, seperti ada kotoran dan ada darah.
Hal ini kami lansir dalam kajian Gus Baha di Masjid Bayt Alquran, Kota Tangerang Selatan, Banten, yang diakses NU Online melalui Youtube Bayt Alquran, Kamis (16/11/2023).
Lebih lanjut, Pengasuh Pesantren Tahfidzul Qur’an LP3iA Narukan, Kragan, Rembang, Jawa Tengah, itu memberi alasan sekaligus landasannya, dengan menyebut penggalan Alquran Surat An-Nahl ayat 66, yang terjemah lengkapnya adalah sebagai berikut:
âSesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya.â
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu menjelaskan, bahwa Allah dapat mengelola, yang dalam konteks ini adalah manusia yang hidup di zaman modern, seperti mengelola susu di dalam perut sapi.
âJadi, Allah itu bisa mengelola. Sapi itu kan makanannya rumput. Di tubuh sapi itu ada darah, ada kotoran, tapi sapi bisa melahirkan susu,â katanya, menjelaskan.
Kiai kelahiran Rembang, 29 September 1970, itu memotivasi agar tidak usah putus asa, apa pun zamannya, umat Islam harus tetap jadi labanan khâlishan (susu murni), padahal mim baini fartsiw wa dami (dari antara kotoran dan darah).
Untuk itu, Gus Baha memberikan tips dan saran kepada para santri dan jamaah agar tetap membaca Alquran dalam menghadapi zaman modern.
âItu bukti bahwa kita ndak boleh putus asa. Kalau kamu orang baik, pasti tetap jadi labanan khâlishan (susu murni),â jelasnya.
Bagaimana menurut Anda? (ski)