INPIRASI PAGI: Tata Krama & Keadaban

TATA KRAMA bukan hanya soal adat istiadat, melainkan juga cerminan kepribadian dan integritas seseorang. Akarnya adalah etika dan moral, yang menjadi sumber hukum.

Confucius (551–479 SM) adalah filsuf China yang ajarannya telah membentuk fondasi etika dan moralitas di banyak negara Asia.

Ia menekankan pentingnya nilai-nilai seperti ren (kemanusiaan), yi (keadilan), dan li (tata krama) sebagai dasar hubungan antarmanusia yang harmonis. Ajarannya tercermin dalam karya-karyanya, terutama dalam Analekta (The Analects).

Confucius mengajarkan bahwa keharmonisan dalam masyarakat hanya bisa tercapai jika setiap individu berusaha untuk menjadi pribadi yang baik dan beretika. Ibarat pepatah kita, “di mana Bumi dipijak, di situ langit dijunjung”.

Di era digital di mana komunikasi seringkali dilakukan secara singkat dan instan, prinsip etika Confucius menjadi pengingat bahwa kesopanan dan kejujuran adalah nilai abadi.

Nilai-nilai ini membantu kita membangun hubungan yang lebih baik, baik di dunia maya maupun di dunia nyata, sehingga masyarakat menjadi lebih harmonis dan penuh rasa saling menghormati.

Maka, setinggi apa pun pangkat dan jabatan Anda, jika tak punya tata krama -baik kata dan penampilan- apalagi sampai tak menghargai adat istiadat dan budaya setempat, maka saat itu juga integritas Anda sudah hancur.

Bagaimana menurut Anda? (ski)

BACA JUGA:  Serahkan Bibit di Tiga Lokasi, Marlin Yakin Stok Cabai Emak-emak Cukup saat Ramadan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *