A MAN BEHIND THE GUN: Wali Kota Batam/Kepala Badan Pengusahaan Batam H Muhammad Rudi (HMR) mengikuti latihan menembak di lapangan tembak Mako Yonif 10 Marinir Satria Bumi Yudha, bersama jajaran Forkopimda Kota Batam, Selasa (20/12/2022) lalu. Selama kepemimpinannya, HMR sukses membuat Pemko dan BP Batam berjalan seiring, sehingga manfaat yang diperoleh kota Batam lebih maksimal.
PADA Olimpiade Paris 2024, sosok Yusuf Dikeç, mencuri perhatian. Dengan gaya uniknya (tampil santai dengan kacamata sehari-hari dan satu tangan di dalam saku) atlet menembak Turki ini berhasil meraih medali perak, medali Olimpiade pertama Turki dalam cabang menembak.
“Bagaimana mungkin seorang penembak yang begitu santai dan hanya menggunakan perlengkapan seadanya bisa mengungguli lawannya yang memiliki alat yang lebih canggih?” komentar masyarakat kala itu.
“Ini bukan tentang peralatannya, tetapi keterampilan dan fokus penembaknya. Bukan senjata, tetapi siapa di balik senjata (a man behind the gun),” balas yang lain.
Dalam konteks kekinian, pepatah “A man behind the gun” banyak dipakai untuk menggambarkan peran orang di balik senjata/kendali.
Kamera dapat menghasilkan gambar yang menakjubkan, tetapi hanya jika dioperasikan dengan benar. Senjata di tangan orang bijak bisa menciptakan perdamaian, senjata yang sama di tangan orang yang jahat hanya menjadi petaka.
Kekaisaran Romawi, ketika Markus Aurelius memimpin, berhasil mencapai puncak kedamaian dan stabilitas. Namun di tangan Kaisar Nero, Romawi berubah: melambangkan dekadensi, kehancuran, dan pesta pora. Bahkan Kota Roma tega dia jadikan lautan api.
Juga dalam dunia bisnis yang kompetitif, memiliki “a man behind the gun” yang kompeten dan berpengalaman, akan memberi keberhasilan perusahaan dan membawa dampak besar terhadap kinerja dan pertumbuhan jangka panjang.
Senjata, jabatan, sistem tentu sangat penting. Namun sekali lagi ini bukan semata soal “senjata”, melainkan siapa orang di belakangnya.
Bagaimana menurut Anda? (ski)