Usai ditinjau Kepala Badan Pengusahaan Batam H Muhammad Rudi (HMR), Sabtu (28/9/2019) lalu, hari ini (Senin, 30/9/2019) badan Jalan Gajah Mada yang longsor di dekat Jembatan Seiladi pun langsung diperbaiki. Hal itu untuk mencegah kerusakan yang lebih parah jika dibiarkan berlarut-larut.
Langkah yang diambil yakni menimbun bagian yang longsor di tepi jalan. Namun ini bukan perbaikan permanen, sebab membutuhkan anggaran tak sedikit.
Meski begitu, HMR meminta agar jalan tersebut sudah harus selesai di awal tahun 2020 mendatang.
”Harus selesai di waktu itu, jika anggaran tak ada juga, saya akan carikan solusinya,” katanya, saat meninjau Minggu (29/9/2019) lalu.
Sebenarnya apa yang terjadi di sana? Berdasarkan data yang kami dapat dari berita Batam Pos dari wawancara dengan Direktur Sarana dan Prasarana BP Batam Purnomo Andiantono mengatakan, perbedaan ketinggian air mempengaruhi kestabilan kontur tanah di sekitar bahu jalan setelah jembatan Seiladi yang mengalami kerusakan.
”Ada perbedaan tinggi rendah air di waduk Seiladi. Sehingga, tanahnya mengembang dan menyusut. Saat menyusut biasanya diikuti proses penurunan level tanah,” kata Andiantono, Rabu (31/7/2019) lalu.
Proses penurunan level tanah semakin parah saat musim kemarau. Apalagi tidak ada pengaman yang memperkuat kestabilan bahu jalan yang rusak tersebut.
Untuk memperkuat tanah di sekitar bahu jalan, maka di sekitar jalan itu akan ditimbun kemudian dipasang sheet pile.
Sheet pile yakni dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk membendung tanah dan masuknya air ke dalam lubang galian.
Sheet pile juga merupakan dinding penahan tanah yang diperlukan untuk memperkuat bahu jalan.
Sedangkan Kepala Satker PJN 1 Kepri dari Kementerian PUPR, Endry Z Jamal mengatakan anggaran perbaikan jalan tersebut mencapai Rp 14 miliar.
Alokasi dana memang sudah dihitung dari prakiraan awal. Dan dananya nanti diambil dari sisa lelang.
”Saat ini kami tengah lagi menunggu persetujuan dari Kementerian PUPR,” katanya, sebagaimana dilansir Batam Pos.