Batam dalam Lintasan Sejarah Melayu (8)
Temenggung Abdul Jamal dimakamkan di Pulau Bulang. Di samping makam beliau juga terdapat makam Tengku Husain, anak Sultan Mahmud Siak atau cucu Raja Kecik sekaligus cucu Sultan Sulaiman
Badrum Alamsyah I. Tengku Husain meninggal dalam perang membantu Engku Muda Muhammad melawan Yang Dipertuan Muda V Raja Ali.
>>> Nong Isa dan Hari Jadi Batam <<<
Nama Raja Isa atau Nong Isa juga identik dengan Batam. Bahkan
penetapan Hari Jadi Batam tanggal 18 Desember 1829 dikaitkan
dengan Raja Isa alias Nong Isa.
Dalam tradisi masyarakat Melayu, termasuk keturunan Bugis di Kerajaan Riau-Lingga, seorang anak lazimnya memiliki nama timang-timang atau nama kecil. “Nong” dalam terminologi Melayu berarti anak lelaki sulung. Sedangkan “Isa” adalah nama.
“Nong Isa” merupakan nama timang-timang atau nama kecil Raja Isa yang merupakan putra sulung Yang Dipertuan Muda V Raja Ali ibni Daeng Kamboja ibni Daeng Parani. Toponim “Nongsa” berasal dari singkatan “Nong Isa”. Nongsa itulah kemudian menjadi nama kampung di Pulau Batam yang dibangun Nong Isa bersama kaum kerabatnya orang Melayu dan Bugis yang datang dari pusat Kerajaan Riau-Lingga.
Semasa pemerintahan Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I dan
Yang Dipertuan Muda VI Raja Jaffar, Raja Isa diberi kuasa sebagai
pemegang perintah (pemimpin) atas Nongsa (Pulau Batam) dan rantau
sekitarnya. Surat perintah bertanggal 22 Jumadil Akhir 1245 Hijrah
atau bertepatan dengan 18 Desember 1829 Masehi tersebut dikeluarkan oleh Comisaries Jenderal sekaligus Residen Riau atas nama Sultan Abdul Rahman Muazam Syah I.
Sejak itulah ada pemerintahan sebagai wakil Kerajaan Riau-Lingga
di Batam. Momentum awal adanya wakil pemerintahan Kerajaan Riau-
Lingga di Pulau Batam ini kemudian dijadikan oleh pemerintah Kota
Batam sebagai dasar penetapan Hari Jadi Batam.
Penetapan Hari Jadi Batam yang jatuh pada 18 Desember tersebut mengacu pada tanggal dikeluarkannya surat mandat yang diberikan kepada Raja Isa alias Nong Isa sebagai pemegang perintah atau pemimpin di Nongsa yang termasuk dalam wilayah Pulau Batam. ***
————
Catatan:
Panitia Khusus (Pansus) DPRD Kota Batam yang membahas penetapan Hari Jadi Batam ini diketuai oleh H. Irwansyah, SE. Untuk membahas penetapan Hari Jadi tersebut juga dilaksanakan beberapa
kali seminar. Seminar ketiga atau terakhir diketuai oleh Amsakar Ahmad, sekretaris Hendri Anak Rahman, dan notulen Samson Rambah Pasir.
Para pembicaranya adalah Rida K Liamsi, Nyat Kadir, Aswandi Syahri, dan Imran Az. Sebelumnya, Aswandi Syahri dan Samson Rambah Pasir ditugaskan. oleh Walikota Batam untuk melacak sumber tertulis di Asip Nasional, Jakarta.
(Bersambung)
Tulisan ini disalin oleh Muhammad Riza Fahlevi dari buku “Sejarah Melayu”, Karya: Ahmad Dahlan, PhD, yang juga mantan Wali Kota Batam.s