SEBUAH penelitian unik mengungkap perilaku kiper saat menghadapi tendangan penalti. Ternyata, persentase seorang kiper melompat ke arah kiri adalah 57%, ke arah kanan 41 %, dan hanya 2% kemungkinan seorang kiper tidak beranjak dari poisisinya.
Apakah lantas para eksekutor penalti akan menendang ke arah tengah, posisi yang paling jarang dipilih kiper? Ternyata tidak. Hanya 17% kemungkinan tendangan mengarah tepat ke arah tengah gawang. Mengapa demikian?
Ketika seorang eksekutor penalti mencoba peruntungan dengan menendang ke arah tengah gawang, dan sang kiper mampu menangkapnya, dia akan mendapatkan ejekan dan tekanan yang lebih berat, ketimbang kalau gagal saat menendang ke arah kanan atau kiri gawang.
Bagi kebanyakan orang, menyelamatkan reputasi pribadi jauh lebih penting ketimbang memaksimalkan peluang, atau mempertimbangkan peluang kemenangan tim. Karena itu banyak yang tak mau ambil risiko, meski peluang keberhasilannya cukup besar.
Inilah pentingnya kita melihat suatu permasalahan dari berbagai macam sudut pandang, seperti kisah dalam buku Think Like a Freak: Berpikir Tidak Biasa untuk Hasil yang Luar Biasa.
Dalam buku ini, Steven D. Levitt & Stephen J Dubner, bercerita tentang rahasia Takeru Kobayashi, juara makan hotdog dunia.
Ketimbang berusaha untuk makan secepat mungkin, Kobayashi lebih memilih merendam hotdog di minumannya untuk membuatnya lebih mudah di telan.
Di sini kita melihat bagaimana Kobayashi mengubah paradigma masalah dari “bagaimana cara makan hotdog sebanyak mungkin” menjadi “bagaimana cara membuat hotdog menjadi lebih mudah untuk ditelan”.
Sekali lagi, lihatlah masalah dari sudut pandang berbeda; karena kadang yang jadi masalah bukan masalah itu sendiri, melainkan cara kita meresponnya.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
_____
Disarikan dari artikel pimtar .id
INSPIRASI PAGI: Sudut Pandang Berbeda






