INSPIRASI PAGI: Wartawan & Daya Kritis

SYARAT utama menjadi seorang wartawan itu harus punya daya kritis, bahkan di atas rata-rata. Sehingga mampu menjelaskan secara komprehensif tentang apa, kapan, di mana, siapa, bagaimana dan mengapa.

Berpikir kritis tidak bisa disamakan dengan sikap kontra dan mengkritik segala sesuatu atau istilahnya kontrarian. Boleh meragukan informasi, tapi bukan berarti menganggap semua salah, atau bersikap berlawanan.

Berpikir kritis itu semacam filter untuk memilah dan menimbang secara mandiri apakah manfaat, kekurangan, atau kelebihan dari suatu informasi atau argumen, mengevaluasi bukti-bukti, kemudian memutuskan mana yang lebih layak untuk dipercaya.

Maka sekali lagi, pertanyaan yang disampaikan bukan asal tak setuju atau kontra, melainkan karena ada sesuatu yang tak bisa dijawab atau melihat anomali dari sebuah isu setelah berdiskusi dengan pikirannya sendiri.

Supaya mampu berpikir kritis, maka isi kepala harus tumbuh pohon pengetahuan yang hidup. Caranya harus banyak membaca. Dengan begitu pola pikir akan terstruktur dan mampu menjelaskan fenomena atau informasi yang berkembang dengan sistematis.

Membaca juga input untuk memperluas wawasan, memperkaya kosakata, dan meningkatkan kreativitas. Sehingga dapat menghasilkan output berupa tulisan yang baik: penuh argumen, bukan sentimen. Tentu juga enak dibaca dan perlu.

Bagaimana menurut Anda? (ski)
____
SEGENAP Tim Riset dan Data KataBatam mengucapkan: Selamat Hari Pers Nasional, 9 Februari 2025: Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa”.

BACA JUGA:  Sapa HMR saat Membuka Rakernis DJPRL 2023, Menteri KKP Sebut Batam Luar Biasa!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *