“AKU lebih senang pemuda yang merokok dan minum kopi sambil diskusi tentang bangsa ini, daripada pemuda kutu buku yang memikirkan diri sendiri.”
Beberapa waktu lalu ramai yang menyoal kutipan yang disebut dari Presiden Sukarno ini. Sampai-sampai media VOI menurunkan analisisnya tentang kesahihan kutipan tersebut.
Hasilnya? Tidak ada sumber valid, baik dalam pidato, wawancara ataupun buku-buku yang memuat kisah hidup Bung Karno, mengungkap bahwa kata tersebut benar-benar terucap dari Sang Proklamator.
Juga dalam buku “Kumpulan Kata-kata Mutiara Kesejarahan”, terbitan Kemendikbud –yang berisi kumpulan quote Bung Karno dan Bung Hatta– tak juga ditemukan kalimat Bung Karno yang suka pada pemuda ngopi diskusi daripada kutu buku.
Sebagai bapak Bangsa, tentu Bung Karno tak akan gegabah berkata semacam ini. Seolah menegasikan orang-orang yang gemar membaca buku. Apalagi para pendiri bangsa mayoritas adalah kutu buku yang ulung.
Tentu juga Bung Karno sendiri. Dalam keseharian ia tergolong kutu buku. Koleksinya ribuan. Bacaannya pun kelas berat. Seperti, tulisan Willy Munzenberg yang berjudul “Propaganda als Waffe”, hingga karangan Ernst HenDry yang berjudul “Hitler Over Rusia”.
“Koleksi buku Sukarno yang sedemikian banyak disertai perenungan yang dalam, mengantarkannya untuk merumuskan dasar negara,” ungkap Peter Kasenda dalam buku Bung Karno Panglima Revolusi (2014).
Lagi pula, bagaimana ceritanya di zaman digital seperti ini kita bisa berdiskusi tentang bangsa tanpa dilandasi membaca buku? Dengan membaca, minimal literasi kita tak rendah, sehingga akan cerdas membedakan mana narasi palsu dan bukan.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
_______
BUNDA LITERASI: HJ MARLIN Agustina, didampingi Wali Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), menerima piagam saat dikukuhkan langsung oleh Kepala Perpustakaan Nasional Muhammad Syarif Bando, sebagai Bunda Literasi Kota Batam 2022-2024 di Aula Engku Hamidah, Pemko Batam, Kota Batam, Jumat (25/11/2022) lalu. Majukan literasi, maka bangsa akan maju dengan sendirinya.