Tak hanya Walikota Batam H Muhammad Rudi, Wakil Walikota Batam H Amsakar Achmad, dan Sekretaris Daerah Kota Batam H Jefridin, yang memakai batik di Hari Batik Nasional ini, Rabu (2/10/2019), juga diikuti jajaran Pemerintahan Kota Batam yang lain.
Beberapa di antaranya adalah Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemko Batam Yusfa Hendri dan Kepala Bagian Humas Pemko Batam Efrius.
“Hampir semua jajaran Pemko Batam mengenakan Batik hari ini,” tutur Feri.
“Kita menghargai 10 tahun ditetapkannya batik sebagai Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO,” lanjut humas yang ahli keuangan ini.
Seperti diketahui, kiprah batik di Tanah Air berawal sejak zaman Kesultanan Mataram lalu berlanjut pada Kasunanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta. Kemudian, seni batik meluas di akhir abad 18 hingga sepanjang abad 19.
Awalnya, kegiatan membatik hanya terbatas dalam keraton saja. Lama-kelamaan, seni batik pun mulai dilakukan oleh masyarakat dari berbagai kalangan dan meluas hingga menjadi pekerjaan ibu rumah tangga.
Di Batam sendiri, juga ada batik khasnya. Misal batik marlin. Bahkan, jauh sebelumnya sudah ada 10 motif batik asal Batam yang telah dipatenkan.
Masing-masing: Awan Larat, Bunga Sakat Mayang Terurai, Bunga Sakat Dara Merajok, Siput Gonggong Kuntum Berendam dan Siput Gonggong Bunga Semayang.
Kemudian motif Rajung bersusun, Bunga Kundur Awan Menjulang, Bunga Hutan, Perio Kere Sulor Bekait dan Kasih Bersambut.
Hingga sekarang ini, batik identik sebagai kain khas Indonesia. Bahkan, tak sedikit tokoh dunia yang bangga mengenakan baju batik saat menghadiri acara tertentu.