KEMAH Besar (Kemsar) Kota Batam malam ini, Sabtu (19/10/2019), memasuki malam terakhir.
Penyalaan api unggun menandai berakhirnya rangkaian kegiatan perkemahan dengan 2.817 peserta yang dimulai pada Jumat (18/10/2019) bertempat di Bumi Perkemahan Raja Ali Kelana.
Pembina Upacara Api Unggun dan Malam Bhinneka Tunggal Ika ini adalah Ketua Harian Kwartir Cabang Pramuka Batam Kak Jefridin yang juga Sekretaris Daerah Kota Batam.
Api unggun ini dinyalakan oleh Jefridin sekitar pukul 20.00 WIB bersama Ketua Darma Wanita Persatuan Kota Batam Hj. Hariyanti yang juga selaku Anggota Majelis Pembimbing Kwarcab Gerakan Pramuka Kota Batam, dan 10 anggota Pramuka.
“Selain tanda berakhirnya kegiatan, api unggun juga dimaknai sebagai momen persatuan serta penjiwaan Dasa Darma Pramuka,” jelas Jefridin.
Menurutnya, kegiatan api unggun ini disebut juga upacara adat Pramuka. Prosesnya pun berlangsung menarik, baik dari proses penyalaannya hingga akhir.
Setelah api unggun menyala, tibalah malam Bhinneka Tunggal Ika ditandai dengan munculnya puluhan pasangan muda mudi dengan pakaian adat Nusantara.
Mereka berbaris membentuk pagar manusia di depan panggung. Sungguh indah keragaman negeri ini.
“Kita harus menjaga persatuan dan kesatuan negeri ini. Jangan sampai kedamain ini dikoyak dan rusak oleh provokasi,” pesan kak Jefridin dalam sambutannya.
Suasana haru menyeruak ketika para peserta bersama-sama menyanyikan lagu “Tanah Airku.”
“Tanah air ku tidak kulupakan
Kan terkenang selama hidupku
Biarpun saya pergi jauh
Tidak kan hilang dari kalbu
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargai
Walaupun banyak negeri kujalani
Yang masyhur permai dikata orang
Tetapi kampung dan rumahku
Di sanalah ku rasa senang
Tanah ku tak kulupakan
Engkau kubanggakan
Tanah ku yang kucintai
Engkau kuhargaiKuhargai”
Setelah lagu selesai dikumandangkan, Pembina Upacara Jefridin kembali tampil, mewakili Ketua Majelis Pembimbing Cabang Batam yang juga Walikota Batam H Muhammad Rudi (HMR) dan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Batam, yang juga Wakil Walikota Batam Kakak H Amsakar Achmad.
“Alhamdulillah. Semua masih sehat wal afiat?!” ujarnya sembari disambut jawaban serempak ribuan peserta. “Masiiih…”
Tak lupa Jefridin juga sampaikan tentang falsafah api unggun bagi Pramuka.
“Api unggun alat pendidikan kepramukaan agar anggota disiplin, bekerja sama dan gotong royong. Karena setiap regu adalah cerminan sebuah keluarga,” jelasnya.
Mantan guru ini juga menyampaikan agar semua membulatkan tekad agar Negara Kesatuan Republik Indonesia, sampai kapanpun tetap jaya. “NKRI harga mati!” pekiknya.
Jefridin mengakhiri sambutannya dengan sebuah pantun
Terang bulan di waktu malam
Dihiasi bintang indah tertata
Mari sama-sama kita jaga Batam Karena Batam milik kita
Sorak sorai pun memecah malam pekat itu, sehingga semarak penuh makna.
Suasana kian semarak beribu kali lipat, ketika kakak kakak panitia mengajak para peserta bernyanyi dan berkumpul bersama diiringi letupan kembang api.
“Alhamdulillah semua rangkaian acara berjalan lancar,” ujar Ketua Panitia Pelaksana Kemsar yang juga Andalan Cabang Pramuka Batam Kak Jufrizal.
Dia kagum melihat antusiasme peserta yang terdiri dari siswa SD, SMP dan SMA ini. “Bahkan kalau tak dibatasi, bisa mencapai 5.000 peserta,” jelasnya.