“Bang Selebung!” Sebuah puisi yang dibacakan penyair H Amsakar Achmad yang juga Wakil Walikota Batam ini, menggetar paras Gedung Daerah Tanjungpinang, tempat Festival Sastra Internasional Gunung Bintan 2019, digelar malam tadi.
Festival sastra ini merupakan ajang tahunan yang digelar mulai Senin, tanggal 28 Oktober 2019 hingga Jumat, 1 November 2019 mendatang.
Selain pembacaan puisi, kegiatan ini juga diisi dengan peluncuran buku antologi puisi dan seminar sastra dengan tajuk “Pantun Sebagai Akar Puisi Modern Nusantara”.
“ahaiiiiiiiiiiiiiii
bang selebung kuale sawe
di masa purba
kata-kata muncul seketika
berguguran seperti hujan
turun ke alam
menyapa dunia
menggoda rasa
tak peduli
arti dan defenisi
bedebam bedebum
bang selebung
lalu kanak-kanak ketawa renyah
sumringah
tengel-ngel dan begagel”
Pekik Amsakar membaca puisi yang dia tulis di Jakarta, 5 September 2017 itu, disambut riuh bagai guruh, tepuk tangan ratusan penyair.
Mereka berasal dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Ambon sampai Papua, juga dari negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Di antara mereka ada Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bahri, Maman S Mahayana, Jefry Al Malay, Hang Kafrawi, Norham Abdul Wahab, Hasan Aspahani, dan ramai lagi penyair penyair muda lain.
“Puisi (Bang Selebung) ini, saya persembahkan kepada 156 penyair nasional dan internasional yang hadir, diinisiasi oleh budayawan Kepulauan Riau Rida K Liamsi melalui Yayasan Jembia Emasnya,” jelas suami Erlita Sari Amsakar ini.
Momen mengharukan sempat tercipta, ketika sebelum membaca puisi karyanya, wakil dari Walikota Batam H Muhammad Rudi (HMR) ini mengungkap sebuah kisah hikmah yang dititipkan oleh ibunya
“Saya diajari almarhumah emak saya untuk selalu rendah hati, tapi malam ini justru saya merasa rendah diri karena berdiri di tengah-tengah orang hebat, yang lebih dahulu makan asam garam di blantika perpuisian tanah air,” akunya.
Hening sejenak…
Menyergap, pekat.
“Untuk itu saya mempersembahkan “Bang Selebung” untuk sahabat-sahabat penyair serumpun ini,” lanjut HAM memberikan punchline.
Tepuk tangan kembali membahana. Menyambut satrawan Amsakar Achmad. ***