INSPIRASI PAGI: Berbuat Baik

BANTU: Wakil Gubernur Kepulauan Riau Hj Marlin Agustina, dipeluk nenek-nenek usai menyalurkan bantuan. Perbuatan baik memang selalu indah dipandang.
SEORANG teman berkata, “Susah berbuat baik di zaman sekarang.” Dia kecewa karena keinginannya membantu diartikan berbeda. Teman kita ini mungkin tak paham bahwa di dunia ini tak semua perbuatan baik dapat diterima dengan baik. Mengapa?
Karena hakikatnya manusia adalah mahluk historis nan beragam, yang memiliki ruang dan waktunya sendiri. Bisa saja sesuatu itu benar, tapi pemahaman dan penafsiran kita yang berbeda. Tergantung pada dinamika zaman atau peristiwa.
Misal saat melihat korban kecelakaan di jalan, kita tak bisa menolong sembarangan -hanya dengan alasan ingin berbuat baik- bisa-bisa masuk penjara. Sebab hukum yang berlaku saat itu harus sesuai secara medis.
Contoh lain saat Covid-19 mengamuk, maka tatanan yang berlaku saat itu juga harus sesuai dengan hukum penanganan pandemi. Sampai-sampai salat berjemaah di masjid pun tak lagi dibenarkan.
Demikian juga saat terjadi konflik. Maka harus ditangani dengan pendekatan konflik. Jika ingin membantu pun harus koordinasi dengan aparat penengah.
Cendekiawan Aqidah dan Filsafat Islam, Dr Fahruddin Faiz mengingatkan agar berhati-hati dalam mempraktikkan apa yang menurut kita baik atau benar.
“Yang tak boleh adalah bersikap agresif, dengan cara memusuhi, menyerang, menuduh bahkan memfitnah, demi memaksakan kebenaran yang diyakini kepada orang lain yang dianggapnya salah,” terangnya.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
Baca Juga: INSPIRASI PAGI: Necessary Truth