INSPIRASI PAGI: Mimpi Ibnu Batutah

PERJALANAN: WALI Kota Batam H Muhammad Rudi (HMR), akrab bersama Bupati Karimun Aunur Rafiq, di sela menghadiri reuni 50 Tahun SMA Negeri 1 Karimun (dulu bernama SMA 397 Karimun), di Coastal Area, Kabupaten Karimun, Sabtu (7/10/2023). Hidup adalah sebuah perjalanan panjang untuk bermakna.
SUATU ketika seorang pemuda bermimpi ada seekor burung besar membawanya melakukan penerbangan jauh ke arah timur. “Sang burung meninggalkan saya di sana,” tulisnya.
Mimpi itu kemudian ia tanyakan kepada seorang alim, yang menafsirkan sebagai pertanda bahwa pemuda yang lahir di Tangier, Maroko, dari keluarga hakim tersebut akan berkelana melintasi bumi.
Hingga pada tahun 1325, tepat di usia 21 tahun, sang pemuda meninggalkan tanah airnya menuju Timur Tengah untuk menggenapi tafsir mimpinya. Selanjutnya, ia menghabiskan separuh umurnya menjelajahi dunia timur.
Majalah National Geographic Indonesia mengulas, gelar penjelajah paling terkenal dalam sejarah dunia biasanya diberikan kepada Marco Polo, musafir besar Venesia yang mengunjungi China pada abad ke-13. Namun, dalam hal jarak yang ditempuh, ternyata jauh tertinggal bila dibandingkan dengan cendekiawan Muslim ini. Dialah Ibnu Batutah!
Bergerak melalui laut, dengan karavan unta, dan berjalan kaki, Ibnu Batutah berkelana ke lebih dari 40 negara. Sang penjelajah sering kali menempatkan dirinya dalam bahaya ekstrem.
Sayangnya, Batutah tidak pernah membuat catatan perjalanan selama petualangannya. Baru saat kembali ke rumah setelah 29 tahun, tepatnya tahun 1354, sultan memerintahkannya menyusun catatan perjalanan.
Batutah pun mendiktekan ceritanya kepada seorang penulis bernama Ibnu Juzayy. Hasilnya adalah sebuah sejarah lisan yang disebut “Hadiah bagi Mereka yang Merenungkan Keajaiban Kota dan Keajaiban Perjalanan”. Catatan perjalanan itu juga dikenal dengan sebutan Rihla (atau “perjalanan”).
Rihla tidak terlalu populer pada zamannya. Namun buku tersebut kini menjadi salah satu kisah dunia Islam abad ke-14 yang paling jelas dan luas cakupannya. Setelah Rihla ditulis, Ibnu Batutah lenyap dari catatan sejarah dunia.
“Siapa yang hidup (akan) melihat, tetapi yang bepergian (akan) melihat lebih banyak,” kata Ibnu Batutah.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
Baca Juga: INSPIRASI PAGI: Mengenal Manusia