INSPIRASI PAGI: Wawasan dan Gagasan
UNTUK menyerap suatu hal yang baru, Kubilai Khan (1215-1294), memindahkan ibukota Mongolia dari Karakum ke Kota Terlarang, Beijing. Sejak kecil dia memang sudah jatuh cinta pada budaya China.
Di sanalah dia mempelajari hal-hal baru mulai seni, pengobatan, bahkan kuliner. Bahkan sebuah catatan menulis, Kubilai Khan pernah memerintahkan berbagai bumbu makanan dari pelosok dunia Eropa, India, dan Arab dikirimkan ke Beijing untuk membuat makanan baru.
Maka terciptalah bebek panggang beijing (peking roast duck) yang sampai saat ini dikenal seluruh dunia sebagai salah satu makanan terenak dari China.
Sikap sangat terbuka pada perubahan Kubilai Khan ini menurun dari kakeknya, Temujin (1206–1227), yang akhirnya digelar Jengis Khan.
Dialah yang membuat bangsa Mongol mengalami dinamika dahsyat dari yang mulanya hanya kaum penggembala, menuju perubahan ke arah masyarakat moderen. Bahkan menjadi kerajaan darat terbesar dunia, dua kali lipat luas Romawi!
Kekuasaannya membentang mulai China di timur, hingga Rusia di bagian barat, termasuk Eropa dan juga seluruh Asia Tengah.
Setiap pemimpin besar selalu berbicara tentang ide dan gagasan untuk dikerjakan. Andai Temujin dulu punya kebiasaan nyinyir, sambil nyindir-nyindir tak jelas. Mungkin dia tak akan digelar “Jengis Khan” –pemimpin jenius, tokoh abadi dalam sejarah– tapi “Jeng Nyinyir”.
Bagaimana menurut Anda? (ski)
Baca Juga: INSPIRASI PAGI: Alam dan Budaya